Dosen Pengampu : Sri Dewi Wahyundaru
Email : sridewi@unissula.ac.id
Dewi Ayu Masitah
Mahasiswa S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi Unissula
Memperoleh keyakinan tentang bersangkutan dengan persediaan keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan persediaan.
Sebelum auditor melakukan pengujian substantif terhadap kewajaran saldo persediaan yang dicantumkan di neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi persediaan yang disajikan di neraca, Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo persediaan yang dicantumkan di neraca dengan akun persediaan di buku besar dan selanjutnya ke jurnal pembelian atau register bukti kas keluar (jika klien menggunakan voucher system dengan basis waktu), jumal pengeluaran kas atau check register (jika klien menggunakan voucher system dengan basis tunal), jumal pemakaian bahan baku jurnal umum dan ke buku pembantu persediaan.
Membuktikan asersi keberadaan persediaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan persediaan
Dalam pengujian substantif terhadap aktiva pada umumnya, pengujian ditujukan untuk membuktikan apakah aktiva yang dicantumkan di neraca sesuai dengan aktiva sesungguhnya yang dimiliki oleh klien, Untuk tujuan ini, auditor melakukan berbagai prosedur audit guna membuktikan eksistensi aktiva yang bersangkutan dan keterjadian transaksi yang berkatan dengan aktiva tersebut, membuktikan kelengkapan aktiva yang disajikan di neraca dan transaksi yang berkaitan dengan aktiva tersebut, membuktikan kepemilikan atas aktiva tersebut, membuktikan kewajaran penilaian aktiva tersebut pada tanggal neraca, membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tersebut di dalam laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan pengujian substantif terhadap persediaan, salah satu tujuan auditnya adalah untuk membuktikan asersi keberadaan secliaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan persediaan. Untuk membuktikan asersi tersebut, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
1. Prosedur analitik
2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan 3. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan
4. Pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan
5. Konfrmasi persediaan yang berada di tangan pihak luar.
Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan persediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo persediaan yang disajikan di neraca
Untuk membuktikan bahwa saldo persediaan yang dicantumkan di neraca mencakup semua persediaan pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan persediaan dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:
1. Pengujian analitik
2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan
4. Pengamatan Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan
5. Konfrmasi persediaan yang berada di tangan pihak luar.
Transaksi yang berkaitan dengan timbul dan berkurangnya persediaan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap perhitungan saldo persediaan pada tanggal neraca, sehingga ketidaktepatan dalam penetapan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan persediaan akan berdampak langsung terhadap perhitungan saldo akun persediaan dan kos barang yang dijual (cost of goods sold). Oleh karena itu, salah satu pengujian substantif untuk membuktikan asersi kelengkapan persediaan adalah pemeriksaan terhadap ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan persediaan.
Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas persediaan yang dicantumkan di neraca
Persediaan yang ada pada tanggal neraca belum tentu merupakan hak milik klien, karena persediaan yang ada di tangan klien merupakan barang titipan perusahaan lain atau digadaikan sebagai jaminan penarikan utang. Untuk membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas persediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
1. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan
2. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan
4. Konfirmasi persediaan yang berada ditangan pihak luar
5. Pemeriksaan perjanjian konsinyasi
Membuktikan asersi penilaian persediaan yang dicantumkan di neraca.
Prinsip akuntansi berlaku umum dalam penyajian persediaan di neraca, persediaan harus disajikan di neraca pada nilainya pada tanggal neraca Nilai persediaan yang disajikan di neraca harus dipilih di antara mana yang lebih rendah antara kos dengan harga pasar persediaan tersebut pada tanggal neraca. Oleh karena itu, salah satu tujuan pengujian substantif persediaan adalah membuktikan kewajaran inventory costing dan invertoly pricing yang digunakan oleh klien dalam mencantumkan nilai persediaan di neraca. Untuk membuktikan asersi penilaian persediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
1. Pengujian analitik
2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan
4. Pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan
5. Permintaan informasi mengenai metode penilaian persediaan yang digunakan oleh klien
6. Pemeriksaan kesesuaian kos per satuan persediaan dengan prinsip akuntansi berlaku umum
7. Pelaksanaan gross-profit test
8. Meminta surat representasi persediaan dari klien.
Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan persediaan di neraca
Penyajian unsurunsur laporan keuangan dan pengungkapannya harus didasarkan pada prinsip akuntansi berlaku umum. Pengujian substantif terhadap persediaan diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur persediaan telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan persediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
1. Pemeriksaan terhadap perjanjian konsinyasi
2. Pemeriksaan penggolongan peersediaan dalam neraca
3. Pemeriksaan pengungkapan persediaan di neraca.
Daftar Pustaka:
https://www.academia.edu/8462779/PEM..._PERPERSEDIAAN
Sebelum auditor melakukan pengujian substantif terhadap kewajaran saldo persediaan yang dicantumkan di neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi persediaan yang disajikan di neraca, Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo persediaan yang dicantumkan di neraca dengan akun persediaan di buku besar dan selanjutnya ke jurnal pembelian atau register bukti kas keluar (jika klien menggunakan voucher system dengan basis waktu), jumal pengeluaran kas atau check register (jika klien menggunakan voucher system dengan basis tunal), jumal pemakaian bahan baku jurnal umum dan ke buku pembantu persediaan.
Membuktikan asersi keberadaan persediaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan persediaan
Dalam pengujian substantif terhadap aktiva pada umumnya, pengujian ditujukan untuk membuktikan apakah aktiva yang dicantumkan di neraca sesuai dengan aktiva sesungguhnya yang dimiliki oleh klien, Untuk tujuan ini, auditor melakukan berbagai prosedur audit guna membuktikan eksistensi aktiva yang bersangkutan dan keterjadian transaksi yang berkatan dengan aktiva tersebut, membuktikan kelengkapan aktiva yang disajikan di neraca dan transaksi yang berkaitan dengan aktiva tersebut, membuktikan kepemilikan atas aktiva tersebut, membuktikan kewajaran penilaian aktiva tersebut pada tanggal neraca, membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tersebut di dalam laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan pengujian substantif terhadap persediaan, salah satu tujuan auditnya adalah untuk membuktikan asersi keberadaan secliaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan persediaan. Untuk membuktikan asersi tersebut, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
1. Prosedur analitik
2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan 3. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan
4. Pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan
5. Konfrmasi persediaan yang berada di tangan pihak luar.
Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan persediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo persediaan yang disajikan di neraca
Untuk membuktikan bahwa saldo persediaan yang dicantumkan di neraca mencakup semua persediaan pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan persediaan dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:
1. Pengujian analitik
2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan
4. Pengamatan Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan
5. Konfrmasi persediaan yang berada di tangan pihak luar.
Transaksi yang berkaitan dengan timbul dan berkurangnya persediaan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap perhitungan saldo persediaan pada tanggal neraca, sehingga ketidaktepatan dalam penetapan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan persediaan akan berdampak langsung terhadap perhitungan saldo akun persediaan dan kos barang yang dijual (cost of goods sold). Oleh karena itu, salah satu pengujian substantif untuk membuktikan asersi kelengkapan persediaan adalah pemeriksaan terhadap ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan persediaan.
Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas persediaan yang dicantumkan di neraca
Persediaan yang ada pada tanggal neraca belum tentu merupakan hak milik klien, karena persediaan yang ada di tangan klien merupakan barang titipan perusahaan lain atau digadaikan sebagai jaminan penarikan utang. Untuk membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas persediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
1. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan
2. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan
4. Konfirmasi persediaan yang berada ditangan pihak luar
5. Pemeriksaan perjanjian konsinyasi
Membuktikan asersi penilaian persediaan yang dicantumkan di neraca.
Prinsip akuntansi berlaku umum dalam penyajian persediaan di neraca, persediaan harus disajikan di neraca pada nilainya pada tanggal neraca Nilai persediaan yang disajikan di neraca harus dipilih di antara mana yang lebih rendah antara kos dengan harga pasar persediaan tersebut pada tanggal neraca. Oleh karena itu, salah satu tujuan pengujian substantif persediaan adalah membuktikan kewajaran inventory costing dan invertoly pricing yang digunakan oleh klien dalam mencantumkan nilai persediaan di neraca. Untuk membuktikan asersi penilaian persediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
1. Pengujian analitik
2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan persediaan
4. Pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan
5. Permintaan informasi mengenai metode penilaian persediaan yang digunakan oleh klien
6. Pemeriksaan kesesuaian kos per satuan persediaan dengan prinsip akuntansi berlaku umum
7. Pelaksanaan gross-profit test
8. Meminta surat representasi persediaan dari klien.
Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan persediaan di neraca
Penyajian unsurunsur laporan keuangan dan pengungkapannya harus didasarkan pada prinsip akuntansi berlaku umum. Pengujian substantif terhadap persediaan diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur persediaan telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan persediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
1. Pemeriksaan terhadap perjanjian konsinyasi
2. Pemeriksaan penggolongan peersediaan dalam neraca
3. Pemeriksaan pengungkapan persediaan di neraca.
Daftar Pustaka:
https://www.academia.edu/8462779/PEM..._PERPERSEDIAAN
No comments:
Post a Comment