A. Pengertian stress
stres adalah suatu tanggapan atau reaksi tubuh yang disebabkan adanya transaksi individu dengan lingkungan yang dapat menimbulkan emosi negatif berupa ketegangan yang mempengaruhi munculnya reaksi biologis, psikologis dan perilaku individu.B. Gejala-Gejala stress
- Gejala bilogis
Gejala biologis merupakan bagian dari respon yang mempengaruhi gangguan psikofisiologis dalam organ tertentu. Salah satu faktor yang mempengaruhi biologis adalah adanya faktor genetik, penyakit yang pernah diderita sebelumnya, diet dapat menganggu sistem organ tertentu, adanya efek pada berbagai macam sistem tubuh seperti sistem syaraf otonom, level hormon dan aktivitas otak yang tidak seimbang sehingga mengakibatkan timbulnya stres. Hal tersebut juga berpengaruh pada gejala fisik.
- Gejala Psikologis
Gejala psikologis meliputi kondisi emosional yang tidak stabil seperti marah, kecewa dan karakteristik kepribadian yang membuat seseorang mengalami stres.
Davison, Nelson, dan Agus (dalam Amin & Al-Fandi, 2007) mengelompaokkan gejala psikologis meliputi rasa khawatir, cemas, gelisah, takut, mudah marah, suka murung, dan tidak mampu menanggulanginya.
- Gejala Kognitif dan Perilaku
Gejala kognitif dan perilaku seperti adanya ancaman fisik, pikiran negatif tentang keadaan fisik, dan pengalaman hidup yang membuat seseorang cemas tentang masa depan dan itu berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Jika hal tersebut terjadi maka perubahan juga terjadi pada perilaku individu seperti marah, kecewa dan menyesal.
C. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya stress
1. Faktor dari dalam individu
- Perilaku individu untuk meprediksi stresor sehingga mempengaruhi lamanya keberlangsungan mengatasi stresor, dan tingkat toleransi frustasi yang dialami. Hal ini mengiringi kemunculan potensi dan aktualisasi diri individu pada kekurang efektifan managemen stres yang dilakukannya.
- Sumber daya pribadi berupa optimalisasi potensi kecerdasan intelektual, artifisial, emosional, religiusitas, adversity yang mempengaruhi efikasi diri atau keyakinan akan kemampuan seseorang untuk mengendalikan situasi yang menekan dan keputusasaan serta karakter pribadi yang tahan banting.
- Kesakitan fisik dan psikologis yang mengakibatkan perubahan psiko-fisiologis yang terjadi akibat penyakit atau gangguan kesehatan yang dialami.
- Tipe kepribadian individu.
Individu dengan tipe kepribadian A dan tipe kepribadian B, sering kali berbeda tingkat stresnya. Semua itu tergantung dengan cara pemecahan masalahnya dan respon fisiknya saat individu mengatasi konflik psikologis dan fisiologis.
2. Faktor dari luar individu
- Peristiwa kehidupan
Peristiwa yang menekan berupa stres mikro yaitu kejadian menekan yang dialami individu sehari-hari, sehingga individu mengalami frustasi, sakit hati atau tertekan. Lazarus dan Folkman (Raudatussalamh dan Fitri, 2012) berpendapat bahwa peristiwa kehidupan ini dapat disebabkan oleh perubahan lingkungan alam, perubahan lingkungan sosial dan lingkungan fisik.
- Dukungan sosial
Dukungan sosial merupakan dukungan yang berasal dari kemampuan mengembangkan dan memlihara jalinan hubungan sosial dalam bentuk keberadaan dan emosi. Dukungan sosial berhubungan dengan kejadian nyata untuk membantu memecahkan masalah seseorang yang berhubungan dengan stres dan penyakit.
- Hubungan sosial
Proses hubungan sosial yang mempengaruhi kesehatan di bagi menjadi dua kelompok:
a. Proses yang melibatkan perubahan sumber emosional, informasional, atau instrumental dalam merespon persepsi bantuan yang diberikan oleh orang lain.
b. Proses yang berfokus pada bertambahnya manfaat bagi indifidu dari satu atau lebih kelompok sosial yang berbeda.
- Keluarga
Keberadaan keluarga sebagai dukungan yang bersifat nyata dan suportif tetapi disamping itu, setiap anggota keluarga memliki perilaku, kebutuhan dan kepribadian yang berbeda- beda, tidak jarang dengan perbedaaan-perbedaan itu akan menimbulkan stres pada sebagian individu.
- Pekerjaan
Pekerjaan akan mempengaruhi terjadinya stres secara spesifik yaitu stres kerja. Masalah pekerjaan merupakan sumber stres yang kedua setelah perkimpoian seperti pekerjaan terlalu banyak, PHK, mutasi dan lain sebagainya.
- Budaya
Budaya mempengaruhi bentuk dan respon stres dan distres yang dialami individu. Individu dengan budaya yang berbeda dapat merespon stres dengan cara yang berbeda meskipun stresor yang dialami sama (Helman, dalam Raudatussalamah dan Fitri, 2012).
D. MENGELOLA STRES DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN PSIKOLOGI
1. Perspektif islam
- Niat Ikhlas.
Upaya yang dilakukan oleh individu senantiasa diliputi oleh bermacam motivasi. Motivasi inilah yang menentukan bagaimana upaya yang dilakukan dan bagaimana bila tujuan tidak tercapai. Islam sudah mengajarkan agar senantiasa berniat ikhlas dalam berusaha, dengan tujuan agar nilai usaha tinggi di mata Allah SWT dan dia mendapat ketenangan apabila usaha tidak berhasil sesuai harapan. Ketenangan ini bersumber dari motif hanya karena Allah, bukan karena yang lain, sehingga kegagalan juga akan selalu dikembalikan kepada Allah SWT.
Sebagaimana dalam surat At Taubah ayat 91, yang artinya :
“tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan RasulNya. tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
- Sabar dan Shalat.
Sabar dalam Islam adalah mampu berpegang teguh dan mengikuti ajaran agama untuk menghadapi atau menentang dorongan hawa nafsu. Orang yang sabar akan mampu mengambil keputusan dalam menghadapi stressor yang ada. Sebagaimana dalam surat al baqarah ayat 153 Allah SWT menyatakan bahwa :
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Melalui shalat maka individu akan mampu merasakan betul kehadiran Allah SWT. Segala kepenatan fisik, masalah, beban pikiran, dan emosi yang tinggi kita tanggalkan ketika shalat secara khusyuk. Dengan demikian, shalat itu sendiri sudah menjadi obat bagi ketakutan yang muncul dari stressor yang dihadapi. Selain itu, shalat secara teratur dan khusyuk akan mendekatkan individu kepada penciptanya. Hal ini akan menjembatani hubungan Allah SWT dengan individu sehingga Allah SWT tidak akan membiarkan individu tersebut sendirian. Segala permasalahan yang ada akan selalu dibantu oleh Allah SWT dalam menyelesaikannya.
- Bersyukur dan Berserah diri (Tawakkal).
Salah satu kunci dalam menghadapi stressor adalah dengan selalu bersyukur dan menerima segala pemberian Allah SWT. Allah SWT sudah mengajarkan di dalam Al Qur’an Surat Al Fatihah ayat 2 dan Al Baqoroh : 156 :
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Kedua ucapan di atas sangat familier dilidah kita, dan apabila kita pahami maknanya setiap kali mengucapkannya saat menghadapi cobaan maka niscaya akan muncul kekuatan psikologis yang besar untuk mampu menghadapi musibah itu. "Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam”, dan “Kami ini kepunyaan Allah, dan kepadanya juga kami akan kembali".
- Doa dan Dzikir.
doa dan dzikir menjadi sumber kekuatan bagi kita dalam berusaha. Adanya harapan yang tinggi disandarkan kepada Allah SWT, demikianpun apabila ada kekhawatiran terhadap suatu ancaman, maka sandaran kepada Allah SWT senantiasa melalui doa dan dzikir. Melalui dzikir, perasaan menjadi lebih tenang dan khusyuk, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan konsentrasi, kemampuan berpikir secara jernih, dan emosi menjadi lebih terkendali. Hentakan kemarahan dan kesedihan, ataupun kegembiraan yang berlebihan senantiasa dapat dikendalikan dengan baik.
2. Secara kontemporer
Wallace (2007) menyebutkan beberapa cara menghadapi stres, yaitu :
- Cognitive restructuring, yaitu dengan mengubah cara berpikir negative menjadi positif. Hal ini dapat dilakukan melalui pembiasaan dan pelatihan.
- Journal writing, yaitu menuangkan apa yang dirasakan dan dipikirkan dalam jurnal atau gambar. Jurnal dapat ditulis secara periodik tiga kali seminggu, dengan durasi waktu 20 menit dalam situasi yang memungkinkan penuangan secara optimal (suasana tenang, tidak diinterupsi kegiatan lain). Setelah menggambar dan menulis jurnal, individu dapat melihat kembali apa yang telah dilakukan dan dapat belajar mengantisipasi dengan strategi yang tepat. Gambar dapat menjadi ekspresi perasaan diri yang tidak mampu diutarakan dalam tulisan, dan setelah menggambar dapat dirasakan kelegaan perasaan. Psikolog juga dapat membantu individu dalam menemukan solusi yang tepat melalui jurnal dan gambar ini.
- Time management, yaitu mengatur waktu secara efektif untuk mengurangi stres akibat tekanan waktu. Ada waktu dimana individu melakukan teknik relaksasi dan sharing secara efektif dengan psikolog dalam membentuk kepribadian yang kuat.
- Relaxation technique, yaitu mengembalikan kondisi tubuh pada homeostatis .
Homeositas adalah kondisi tenang sebelum ada stressor. Ada beberapa teknik relaksasi, antara lain yaitu yoga, meditasi dan bernapas diaphragmatic.
No comments:
Post a Comment