Wednesday, October 12, 2016

Barrack Obama





Mengukir sejarah Amerika
Barrack Obama mempunyai latar belakang yang menarik ayahnya kulit hitam, ibu kulit putih, satu-satunya Afro-Amerika di senat AS, calon presiden AS pertaman keturunan Afrika dari partai democrat. Sewaktu kecil pernah tinggal dan sekolah di Indonesia. Rasanya lebih mudah membayangkan Amerika memiliki seorang presiden kulit hitam setelah menyaksikan serial TV ‘24’ yang sempat menjadi hit di Amerika dan berbagai Negara.
Dalam serial TV yang menonjolkan upaya Amerika memerangi terorisme ini, jack Bauer, sang jagoan dari CTU (Counter Terorism Unit) harus berjibaku dengan waktu yang terbatas (24jam) untuk mengagalkan upaya teroris menyerang kota-kota di Amerika. Jack berulang kali harus melindungi presiden kulit hitam pertama yang memimpin Amerika, presiden David Palmer, dari berbagai upaya pembunuhan. Dalam serial 24, Palmer digambarkan sebagai presiden yang berkarakter tenang, tidak gegabah mengambil keputusan, selalu menghindar dari cara-cara tidak terhormat dan karismatis.
Penampilan Palmer di serial 24 cukup memukau sebab menonjolkan sosok presiden Amerika Serikat yang patriotic dan nasionalis. Penonton pun berdecak kagum dengan karakter yang di perankan Palmer. Actor yang memerankan Palmer, dennis Haysbert bahkan mengklaim bahwa ia telah jalan bagi Barrack Obama untuk menjadi orang nomor satu di AS. Ia mengatakan jutaan penggemar serial ini menjadi terbiasa dengan ide bahwa Amerika bisa memiliki seorang presiden berkulit hitam. Dan jika Obama bisa sampai ke gedung putih, sang actor menyatakan bahwa serial 24 layak mendapat kredit.
Ide bahwa Amerika bisa memiliki seorang presiden berkulit hitam kelihatannya sudah dapat diterima oleh sebagian warga Negara Amerika. Meski Obama termasuk orang baru dalam kancah politik Amerika Serikat, antusiasme masyarakat dan media Amerika atas Obama terbilang sangat besar.
Salah satu edisi tahun 2005, TIME memasukan nama Obama pada dftar 100 orang paling berpengaruh di dunia. New Statesman, sebuah media di inggris, mendaftar Obama sebagai salah satu dari “sepuluh orang yang mampu mengubah dunia” pada edisi 23 oktober 2006, TIME memasang wajah tersenyum Obama sebagai cover, dan memasang judul besar-besar, “kenapa Barrack Obama bisa jadi presiden selanjutnya” (Why Barack Obama Could Be The Next President), ditulis oleh salah satu jurnalis terkemuka, Joe Klein.
Sementara media-media local lainnya seperti Washington Post, pernah menerbitkan headline berjudul agak bombastic “The Legend Of Barrack Obama” Obama juga mendapat perhatian dari majalah budaya Rolling Stones dan The New Yorker. Pada edisi 2004, Rolling Stones memilih Obama sebagai salah satu People Of The Year.
Latar belakang kehidupan bapak Barack Obama benar-benar ‘ditelanjangi’ dan diekspos luas. Satu waktu mengulas tuntas kehidupan Obama dari kecil hingga sekarang, di waktu lain mengulas kehidupan dan pengaruh ibunda pada diri Obama, termasuk kehidupan Obama saat tinggal di Indonesia.
Membaca perjalanan hidup Obama lewat tulisan-tulisan di berbagai media tersebut edisi 10 maret 2008, sosok Obama digambarkan sebagai sosok yang sama dengan kita (like us), dalam kehidupan sehari-harinya. Ia pun menjadi Inspirasi bagi banyak orang, yang meras terpinggirkan dan tak berdaya. Sebab Obama menapaki kehidupan gentir di tinggal ayahnya (Barack Hussein Obama asal Kenya), yang punya tiga istri lain, selain ibu kandung Obama, Ann Dunham, perempuan kulit putih.
Meski demikian, hal hal yang baik dari kedua orang tuanya mengalir dalam darah Obama. Obama mewarisi kecerdasan seorang ekonomi bergelar Ph.D lulusan Universitas Harvard dari ayahnya, dan nilai-nilai empati dan pelayanan kepada orang lain seorang antropolog dari ibunya. Postur tubuh dan warna kulit Obama, bahkan rambutnya yang keriting, lebuh mirip ayahnya ketimbang ibunya.
Dreams from My Father
Obama, Jr lahir di Honolulu, Hawaii pada 4 agustus 1961, anak hasil perkawinan Barack Hussein Obama, Sr dan Ann Dunham. Obama, Sr adalah pria asal Alego, sebuah desa di provinsi Nyanza, Kenya, afrika. Sedangkan Ann lahir dan tumbuh dewasa di kota kecil Wichita, Kansas.
Otaknya yang cemerlang mengubah nasib Obama Sr, dari seorang penggembala kambing dan pelayan di rumah keluarga kebangsaan Inggris di Kenya, menjadi seorang mahasiswa berbeasiswa untuk kuliah di East-West Center di universitas Hawaii di Manoa. Disanalah Obama, Sr bertemu dengan Ann Dunham, teman seuniversitas yang kemudian dinikahinya. Sebelum menikah dengan Ann Dunham, Obama, Sr telah menikahi wanita Kenya. Dari istrinya di Kenya itu, Obama, Sr mendapatkan tujuh orang anak.
Obama, Jr memang lahir saat kedua orang tuanya masih berstatus mahasiswa. Saat obama berusia sekitar dua tahun, Obama Sr meninggalkan Ann Dunham dan Obama kecil, untuk meraih gelar Ph.D di bidang ekonomi di Harvard University. Mereka akhirnya bercerai. Ann Dunham lulus dan dia menjadi antropolog. Sedangkan Obama, Sr, setelah menyelesaikan pendidikannya, kembali ke Kenya, dan bekerja sebagai perencana ekonomi bagi pemerintah. Obama, Sr meninggal dunia dalam kecelakaan mobil pada 1982 – ketika itu Obama, Jr berusia 21 tahun.
Ann Dunham menikah lagi dengan mahasiswa asing lainnya dari Indonesia yang belajar di Universitas Hawaii, bernama Lolo Soetoro. Pernikahan  Ann–Lolo dengan Ann dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik bernama Maya Kassandra Soetoro – saat ini Maya (37 tahun) menjadi pengajar di Universitas Hawaii. Seusai studi, Lolo memboyaong Ann dan Obama kecil pindah ke Jakarta. Di kota inilah Obama Jr sempat mengenyam pendidikan dasar di Indonesia pada usia enam sampai 10 tahun.

Komentar:
Tidak dapat disangkal Barrack Obama adalah sosok yang sangat fenomenal. Dia adalah orang kulit hitam pertama yang menjadi presiden di Amerika dimana sisa-sisa dari politik apartheid masih terasa. Terpilihnya Barrrack Obama menjadi presiden menunjukan bahwa politik apartheid telah hilang sepenuhnya di negeri itu. Dan ini pun dapat menular ke seluruh dunia dimana masih ada saja Negara yang isu-isu apartheid masih dapat ditemukan sebagai contoh, di Negara spanyol adalah negara dimana pemain sepak bola berkulit hitam akan diteriaki seperti monyet jika membawa bola. Dengan terpilihnya Barrack Obama kemungkinan besar dapat mengubah pandangan seluruh orang mengenai kulit hitam dan memberikan tempat yang lebih baik bagi para kulit hitam.

No comments:

Post a Comment