Tuesday, May 23, 2023

Panduan Ajuan Verval Ijazah S1/D4 Oleh PTK Di Simpatika

 Panduan Ajuan Verval Ijazah S1/D4 Oleh PTK Di Simpatika


Ajuan Verval Ijazah S1/D4, S2 dan S3 di layanan Simpatika kini sudah di buka dan sudah bisa anda lakukan, fitur ajuan verval Ijazah ini sebenarnya sudah ada sejak semester pertama kemarin, namun hanya terbatas pada penambahan data pendidikan baru saja.

Untuk melakukan ajuan verval Ijazah di layanan Simpatika, silahkan anda ikuti langkah-langkah yang akan mimin berikan berikut ini, namun sebelumitu silahkan anda persiapkan dokumen pendukung untuk di unggah pada saat verval nanti.

Dokumen pendukung tersebut berupa file scan Ijazah S1/D4 dalam bentu format JPG atau PNG dengan ukuran kurang dari 500 kb, setelah dokumen pendukung sdudah anda persiapkan silahkan anda ikuti langkah ajua verval Ijazah S1/D4 di layanan Simpatika berikut ini

Selengkapnya

Realitas Dunia Kampus : Kemana Perginya Obyektifitas ?

 Realitas Dunia Kampus : Kemana Perginya Obyektifitas ?


Pukul 18:03 WIB, kelas Strategic Operational Managementselesai dan sekaligus mengakhiri perkuliahan tatap muka minggu itu. Seperti biasa, semua meninggalkan kelas menuju ke sebuah ruangan yang berada dilantai 2 wifi corner untuk melaksanan sholat magrib berjamaah. Senda gurau dan obrolan-obrolan ringan sambil berjalan meninggalkan kelas memecah kekhusyukan perkuliahan.

Adalah suasana hangat yang selalu dinanti-nanti mengingat perkuliahan offline hanya seminggu sekali, waktu yang pas untuk melepas penat mingguan karena padatnya tugas-tugas E-Learning. Tempat biasa kami berlomba hasil quizGood or Bad, dari para prof. Meski rata-rata jawaban adalah copas di internet, ahh yang penting gue dapat Good.

Selepas sholat kami biasanya nongki didepan kelas. Tiap kelas tersedia tempat duduk yang sangat Cafe Style didepannya, didukung suasana kampus yang modern-klasik, terkesan komplek hunian yang mewah, memang menggoda untuk ditongkrongi.

Satu persatu meninggalkan wifi corner, kembali kedepan kelas, nampaknya sudah berlangsung pembahasan yang cukup serius. Suasana tenang, salah seorang teman berbicara dan yang lain menyimak dengan sangat serius. "Kelas berikutnya sudah dimulai ya ? Maaf kami telat prof," Kataku yang kemudian disambut tawa teman-teman lainnya. Suasana yang amat hangat.

Teman kami melanjutkan pemaparannya selepas tawa yang mulai mereda dan kembali mengkhusyukkan suasana. Nampaknya yang dipaparkan adalah soal "Rasionalitas Ekonomi", tema yang memang sering menjadi sumber perdebatan dikelas Corporate Financial Strategic kami yang diampu oleh dosen alumni Doktor bidang Manajemen Keuangan Universitas Indonesia.

Inti pemaparannya adalah kepuasan terhadap skema pergerakan nilai suku bunga yang menguntungkan bagi bisnisnya, karena kebetulan disamping kuliah, dia juga merintis usaha properti yang setiap waktu mendapat asupan informasi terkait pergerakan nilai suku bunga dari istri yang kebetulan berprofesi sebagai manajer salah satu bank konvesional cabang Jakarta Selatan.

"Itulah rasionalitas" tegasnya, menggambarkan bagaimana bisnis investasi propertinya yang bergantung pada pergerakan nilai suku bunga selalu dapat nomplok.

Suara-suara pembenaran pun satu per satu terdengar dari teman lainnya. Saya ikut bersuara, mencoba masuk lebih dalam ke hangatnya diskusi. Saya awali dengan sedikit intro, "jadi seperti itu pak ya, semoga sukses kami do'akan selalu, cuman saya masih bertanya-tanya, jika kita bicara soal rasionalitas, tentu kita bicara soal logika sebab akibat, dalam hal ini sebab akibat munculnya atau dengan kata lain ditetapkannya persentasi nilai (suku bunga) adalah sekian, hari ini 5%, besok atau lusa bisa 7% dan seterusnya bergerak tak menentu. Pertanyaan saya selama ini adalah dasar argumentasi logisnya apa dari penetapan nilai 1%, 2% dan seterusnya itu ? Apa alasan yang masuk akal ? Beda hal kalau kita berbicara soal margin kontribusi dari sebuah produk kan ? Soal bunga ini gimana ya pak/bu ? Saya selama ini belum menemukan jawaban yang memuaskan."

Selama ini yang kita ketahui bahwa alasan dijadikannya bunga sebagai margin keuntungan transaksi pinjam meminjam adalah karena pemahaman bahwa memberikan pinjaman uang itu berarti menunda kesempatan kita untuk memanfaatkan nilai uang yang kita miliki, sehingga harus ada "ongkos tunda", itulah yang kita kenal sebagai bunga, sederhananya seperti itu.

Namun jika kita berbicara soal rasionalitas ekonomi, maka diharuskan ada alasan matematis yang logis, misal : harga satu produk, misal telepon genggam, dipasaran adalah 1 juta karena untuk jadi 1 produk duperlukan "ongkos" produksi atau dalam dunia ekonomi disebut variabel cost dan setelah jadi dibutuhkan biaya distribusi agar sampai ke tangan konsumen, kalkulasi dari semua itu jadilah rata-rata ongkos untuk satu telepon genggam adalah misal 900 ribu, dan ditambah nilai Break Event Point atau disingkat BEP agar siklus produksi tetap terjaga dikondisi aman agar tidak bankrupt. Kalau seperti itu jelas masuk akal penetapan nilai satu telepon genggam.

Mengenai persentasi bunga sampai saat ini saya pribadi belum menemukan alasan logis dibalik penetapan naik turun persentasi nulainya. Padahal telah digunakan berabad-abad dan sampai detik ini selalu menyengsarakan pelaku ekonomi khususnya kalangan menengah ke bawah. Kurang lebihnya itu dasar argumentasi saya menanggapi pemaparan dari teman itu.

Argumentasi saya pun ditanggapi. Namun tidak seperti yang saya harapkan dalam sebuah discuss. Suasana tiba-tiba berubah. Raut wajah yang semangat dari teman itu berubah kecut. Dan tidak ada kata atau kalimat tanggapan, yang ada adalah ekspresi wajah yang tidak enak dilihat. Ada apa ? Sampai kemudian beberapa teman mulai menunjukkan sikap ingin mengakhiri "nongkrong" itu dan beberapa teman yang lain mulai membahas hal lain diluar topik pembahasan. Kembali ke sesi basa basi yang dingin. Sampai akhirnya benar-benar berakhir diskusi itu.

Hal yang saya garis bawahi adalah "obyektifitas" saat diskusi keilmuan dalam lingkungan kampus. Ciri khas ilmu pengetahuan itu adalah obyektifitas. Kondisi yang mengharuskan kita menanggalkan perasaan pribadi dan keberanian menerima kebenaran serta mengakui kesalahan agar unsur kebenaran dari sebuah ilmu itu nyata muncul.

Yang terjadi diatas bagi saya menunjukkan hilangnya ciri khas itu. Ketika diskusi menyentuh hal yang berkaitan dengan privasi seorang teman, dia kemudian menunjukkan ketidakterimaannya terhadap apa yang didiskusikan. Sebagai orang yang menekuni dunia akademisi, tidak seharusnya bersikap seperti itu.

Dunia kampus adalah dunia diskusi, wadah dimana sebuah ilmu itu dikuliti. Ilmu harus menjadi pedoman untuk kehidupan yang benar bagi manusia. Bukan sebaliknya, menjadi alat untuk menghidupi diri sendiri.

Sementara cukup sampai disini dulu. Tulisan-tulisan berikutnya akan kembali membahas hal yang serupa. Tentang realitas masa kini didalam dunia kampus, khususnya terkait dengan pentingnya diskusi ilmiah dalam kampus sebagai wadah pembedah keilmuan.

Salam Mahasiswa...


Susah Membedakan Kalimat Aktif Pasif? Kuy! Pelajari Bahasa Indonesia Lagi

 Apakah agan-agan masih susah membedakan kalimat aktif atau pasif? Dalam kesempatan kali ini saya akan sedikit membahas bagaimana konsep keduanya dalam bahasa Indonesia. Masak iya, warga negara Indonesia tetapi gagal paham dengan bahasanya sendiri? Diketawain ayam ya ...

Susah Membedakan Kalimat Aktif Pasif? Kuy! Pelajari Bahasa Indonesia Lagi


Konsep Diatesis dalam Bahasa Indonesia

Pengertian aktif pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal, yaitu macam verba yang menjadi predikat, subjek objek, dan bentuk verba yang dipakai. Contoh :
Adik membelikan ibu sayur mayur.
Saya telah selesai menyetrika seranjang pakaian.
Andi sedang menanak nasi.
Polisi menambakkan peluru kepada pencuri.
Semua contoh di atas menunjukkan bahwa verba yang terdapat pada tiap dalam kalimat adalah verba transitif, baik yang ekatransiti maupun dwitransitif. Ini adalah salah satu pembagian kalimat aktif dalam bahasa Indonesia yang akan dijelaskan berikut.

Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya aktif melakukan sesuatu. Kalimat aktif biasanya menggunakan verba yang berprefiks meng- atau ber-. Kalimat aktif dibagi menjadi aktif taktransitif dan aktif transitif.

Aktif taktransitif, yaitu kalimat tidak berobjek dan tidak berpelengkap yang biasanya hanya mempunyai dua unsur wajib klausa, subjek dan predikat. Kalimat taktransitif tetap bisa diiringi dengan unsur tidak wajib seperti keterangan tempat, waktu, cara, dan alat. Contoh :
Bu Camat sedang berbelanja di pasar.
Saya segera pergi.
Dia biasa berkendara sepeda motor.
Verba dalam kalimat taktransitif bisa juga berupa nomina atau adjektiva yang menyatakan keadaan subjek. Contoh :
Ayahnya seorang guru bahasa Indonesia.
Dia sangat cantik.
Kalimat transitif, yaitu kalimat yang membutuhkan kehadiran objek. Kalimat transitif dibagi menjadi dua, yaitu ekatransitif dan dwitransitif.

Ekatransitif adalah kalimat yang mempunyai unsur subjek, predikat, dan satu objek. Verba dalam kalimat ekatransitif digolongkan dalam kelompok ekatransitif. Dari segi makna, semua verbanya bermakna inheren perbuatan. Contoh :
Pemerintah mulai mengendurkan peraturan PSBB bagi masyarakat tertentu.
Garuda Indonesia masih menutup penerbangannya hingga waktu yang belum ditentukan.

Dwitransitif adalah kalimat yang mempunyai unsur subjek, predikat, dan dua objek langsung. Contoh :
Dia menugaskan saya pekerjaan itu.
Ibu membelikan adik sepatu baru.
Objek kalimat dwitransitif juga dapat berupa makna ‘untuk orang lain’ atau makna benefaktif/peruntung. Akan tetapi, beberapa ahli berpendapat adanya pemisah ‘untuk’ menjadi penghalang objek, sehingga hanya dikatakan pelengkap saja. Contoh :
Dia membelikan sepatu untukku.
Kepolisian telah memberlakukan sistem buka tutup jalan untuk kendaraan roda empat.

Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai sebagai sasaran/tujuan. Pemasifan dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan tiga cara, yaitu menguunakan prefiks di-, bentuk OSV (objek subjek verba), dan prefiks ter-.

Cara pertama
Pertukarkanlah S dengan O.
Gantilah prefiks meng- dengan di- pada P.
Tambahkan kata oleh di depan O.
Contoh :
Pak Camat telah memotong pita pembukaan.
*Pita pembukaan telah memotong Pak Camat.
Pita pembukaan telah dipotong Pak Camat.
Pita pembukaan telah dipotong oleh Pak Camat.

Cara kedua
Pindahkan O ke awal kalimat.
Hilangkan prefiks meng- pada V.
Pindahkan S ke tempat yang tepat sebelum verba.
Contoh :
Saya sudah membeli buku Sintaksis Ramlan.
*Buku Sintaksis Ramlan saya sudah membeli.
* Buku Sintaksis Ramlan saya sudah beli.
Buku Sintaksis Ramlan sudah saya beli.

Cara ketiga
Arti pasif dapat pula bergabung dengan unsur lain seperti unsur ketidaksengajaan. Jika kalimat aktif diubah menjadi pasif dan kalimat pasif itu terkandung pula pengertian bahwa perbuatan yang dinyatakan oleh verba mengandung unsur ketidaksengajaan, maka bentuk prefiks yang dipakai untuk verba bukan lagi di-, melainkan ter-. Contoh :
Andi mencium Sarah.
- *Sarah dicium Andi. (tidak dibenarkan karena tidak sesuai dengan makna aktifnya)
- Sarah tercium andi.

Begitulah agan-agan. Semoga bermanfaat💕💕emoticon-Blue Guy Peace

Sumber : Alwi, Hasan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Respostory Upi
e-perpus Unud
Gambar Linguistik

Monday, May 22, 2023

Kuliah penting gak sih ?

 Halo agan dan sista sekalian, semoga yang punya hutang bisa cepat melunasi. Gelar sarjana saat ini sepertinya bukan hal yang eksklusif lagi seperti beberapa tahun yang lalu. Sekarang juga mulai bermunculan perusahaan yang tidak mementingkan gelar akademik dan hanya melihat kemampuan menyelesaikan pekerjaan. Ditambah lagi peluang untuk menjadi pengusaha lebih terbuka lebar. Tidak sedikit juga kisah sukses yang diangkat dari orang yang berlatar belakang tidak kuliah ataupun dropout. Berdasalkan hal tersebut mungkin ada yang merasa bahwa mereka tidak perlu kuliah untuk menjadi sukses.


Kuliah penting gak sih ?


Sebelumnya ane sampaikan bahwa ane sama sekali tidak menyalahkan mereka yang tidak ingin kuliah padahal ada kesempatan. Ane menyadari bahwa manusia diciptakan berbeda - beda dan tentu saja sesuai pepatah, banyak jalan menuju Roma. Ane hanya ingin menyampaikan pemikiran ane tentang hal - hal baik yang agan dan sista dapatkan lewat jalur pendidikan perguruan tinggi. Agan dan sista yang masih bimbang memutuskan untuk menempuh jalur perkuliahan atau tidak silahkan membaca poin - poin pemikiran ane. Semoga apa yang ane sampaikan bisa meyakinkan agan dan sista untuk memilih jalan mana yang akan dipilih. Yuk, kita simak sama - sama.

1. Menambah kesempatan untuk salah

Spoiler for Mulus


Di dalam perkuliahan, kita akan mendapatkan tugas - tugas dari dosen yang harus kita selesaikan. Dalam proses pembelajaran tersebut, toleransi untuk kesalahan yang kita lakukan akan lebih tinggi dibanding dengan ketika kita terjun di dunia profesional. Kalau kita membuat kesalahan dalam pengerjaan tugas kita, hukuman paling berat buat kita adalah mengulang mata kuliah tersebut. Kesempatan kedua selalu ada bagi kita di dunia perkuliahan. Berbeda sekali dengan dunia profesional. Kesempatan kedua adalah sesuatu yang butuh keberuntungan tinggi untuk mendapatkannya. Sekali kita membuat orang kecewa, mungkin kita tidak akan dipercaya lagi.

Di dunia perkuliahan kita bisa belajar tentang kesalahan agar tidak terulang kembali di dunia profesional.

2. Terkondisikan

Spoiler for Mulus


Sistem pendidikan di Indonesia mungkin belum mencapai taraf sempurna Tetapi paling tidak, kita akan terbiasa untuk dikondisikan dengan peraturan - peraturan yang ada. Kita bisa membiasakan diri untuk mengerjakan sesuatu secara tepat waktu. Kita akan terus diawasi selama proses pembelajaran paling tidak oleh interaksi kita dengan teman - teman kita. Berbeda dengan dunia profesional dimana kita diharuskan untuk mengondisikan diri kita sendiri. Pengawasan akan dilakukan sewaktu - waktu ketika deadline telah tiba.

3. Mengasah soft skill

Spoiler for Mulus


Kuliah tidak melulu soal hard skill tetapi juga soal soft skill. Dalam perkuliahan sangat jamak ditemui proses pengkaderan oleh senior - senior. Kita akan dipaksa untuk mengenal satu sama lain. Kita dipaksa untuk bisa berinteraksi dengan orang lain. Mungkin sebagian orang tidak perlu proses tersebut untuk bisa mengasah soft skill nya. Tetapi bagi mereka yang tidak tahu mulai dari mana, maka cara tersebut mungkin sangat efektif.

4. Dukungan besar menggapai passion

Spoiler for Mulus


Hal ini mungkin hanya berlaku bagi mereka yang mempunyai passion dalam bidang akademisi. Banyak sekali bantuan bagi mereka yang ingin melakukan riset dalam bidang tersebut. Para akademisi akan memiliki banyak akses untuk menerbitkan jurnal - jurnal ilmiah mereka. Mereka juga berkesempatan untuk dibimbing seseorang yang memang ahli dibidang tersebut. Jalur perkuliahan mungkin menjadi jalur paling mudah untuk melakukannya.

5. Sebuah ajang pembuktian

Spoiler for Mulus


Ane percaya kalau metode pendiidikan dapat dibuktikan secara ilmiah dengan teori - teori yang ada. Metode perkuliahan pun sudah terukur untuk menghasilkan profil lulusan sesuai dengan bidang yang dipilih. Dengan mengikuti proses secara wajar dan lulus, kita terbukti secara ilmiah bahwa kita mempunyai kapasitas untuk menyelesaikan masalah di bidang yang kita pilih. Tentu saja kita harus benar - benar mengikuti proses yang ada dan tidak melakukan kecurangan.

6. Membahagiakan orang tua

Spoiler for Mulus


Jika orangtua kita meminta kita untuk kuliah sedangkan kita yakin bahwa ada cara lain selain kuliah, paling tidak luluslah kuliah setidaknya untuk membuat orang tua kita bahagia. Masih banyak orangtua di sana yang sangat bangga memiliki anak yang bergelar sarjana.

*****


Beratnya Tanggung Jawab Setelah Lulus Kuliah !

 Beratnya Tanggung Jawab Setelah Lulus Kuliah !


Masa perkuliah bagi sebagian orang bisa menjadi sebuah ajang untuk mengasah segala kemampuan, baik mengasah kemampuan secara sofskill maupun mengasah kemampuan secara hardskill. Selain itu,masa perkuliahan juga bisa mnjdi sebuah ajang untuk melebarkan relasi, mencoba hal - hal baru yang akan berpotensi sebagai salahsatu kemampuan yang dapat di kembangkan sebagai salahsatu proses pencarian jati diri seseorang.

Pendidikan dimasa perkuliahan cukup berbeda dengan pendidikan dimasa sekolah tingkatan SMA, SMP dll nya, didalam masa perkuliahan seorang pelajar atau yg biasa disebut mahasiswa/i dituntut untuk lebih dewasa, mandiri serta dapat menyelesaikan masalahnya sendiri yg menurut sebagian dari mereka penuh dengan berbagai rintangan dan proses yang cukup sulit.



Beratnya Tanggung Jawab Setelah Lulus Kuliah !

Dalam prosesnya yg begitu panjang ,bagi seorang mahasiswa/i lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana adalah suatu hal yang sangat di damba-dambakan oleh seorang mahasiswa/i yang telah menjalankan masa perkuliahannya . Apalagi hal yang paling merasa cukup sulit dilewati selama proses perkuliahan adalah masa dimana seorang mahasiswa harus bisa menyelesaikan tugas akhir skripsi. Didalam proses menyelesaikan tugas akhir ini mahasiswa/i di tuntut bertanggung jawab, yang tidak hanya dituntut bertanggung jawab untuk menyelesaikan study nya tetapi di tuntut juga untuk brtanggung jawab dalam hal keilmuan serta dapat bertanggung jawab atas keputusan diri untuk sukses dengan jalan perkuliahan.

Beratnya Tanggung Jawab Setelah Lulus Kuliah !

Tetapi semua tantangan, tanggung jawab serta keluh kesah yg telah dilewati selama perkuliahan belum ada apa-apanya dibandingkan seorang mahasiswa/i telah lulusan dan dapat menyelesaikan pendidikannya sebagai seorang dengan gelar sarjana. Biasanya sebagai seorang yg telah memiliki gelar tentu ada banyak harapan-harapan tertentu sebagai salah satu pembuktian untuk dirinya sendiri, orang tua ataupun harapan orang-orang disekitarnya.

Pada masa pembuktian harapan-harapan ini seseorang yg baru lulus kuliah akan sangat merasa insecure. akibat dari tuntutan orang tua, saudara dan org lain akan menjadikan hari-hari yg sangat berat dijalani pada fase ini. Pada fase ini semua kebosanan, tekanan, turunnya kepercayaan diri serta ejekan-ejekan dari orang-orang sekitar akan menjadi makanan tiap hari karena belum bisa mnjdi apa yg mereka harapkan.

Beratnya Tanggung Jawab Setelah Lulus Kuliah !

Tapi hidup harus tetap dijalani, semua harus dipertanggung jawabkan atas semua pilihan yg telah kita putuskan diawal . Biarkan semua ejekan , tekanan dari berbagai sisi mnjadi sebuah pecutan untuk terus maju dan berkembang. Meski sulit harus tetap dijalani . Nikmati semua prosesnya , cukup tanamkan dalam diri untuk tetap sabar, berusaha, berjuang lebih keras lagi dan percaya semuanya akan baik baik saja. Selalu peganglah dengan erat terhadap prinsip yg telah diputuskan diawal . Bertanggung jawablah, semua harus dibuktikan !!!..

Resource image : Google

Skill Yang Harus "Ditaklukkan" Fresh Graduate

 Berikut skill yang harus dimiliki oleh fresh graduate (diambil dari Linkedin)


Top 5 Soft Skill:
1. Creativity
2. Persuasion 
3. Collaboration
4. Adaptability
5. Emotional Intelligence

Sedangkan top 10 hard skill tersebut yaitu:
1. Blockchain
2. Cloud Computing
3. Analytical Reasoning
4. Artificial Intelligence
5. UX Design
6. Business Analyst
7. Affiliate Marketing
8. Sales
9. Scientific computing
10. Video production

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait skill fresh gradute yang banyak dicari perusahaan, Anda bisa mencari informasi updatenya di internet atau join berbagai kelas online yang khusus membahas bahasan tersebut. Dengan mengikuti kelas online Anda bisa sembari bertanya dan berdiskusi dengan pembicara.