Sunday, May 29, 2011

Sejarah Museum Bali

Museum ini dirintis tahun 1910 oleh w.f.j. Kroon. Bentuk bangunan museum merupakan perpaduan arsitektur antara pura dan puri. Didirikan di atas areal seluas 2.600 m2 meliputi 3 halaman yaitu : halaman luar (jaba), halaman tengah (jaba tengah) dan halaman dalam (jeroan) yang dibatas dengan tembok dan gapura.
Pada halaman dalam terdapat 4 buah gedung yaitu Gedung Tabanan, Gedung Buleleng, Gedung Timur dan Gedung Karangasem yang digunakan untuk memamerkan koleksi. Museum resmi dibuka untuk umum pada Tanggal 8 Desember 1932, dengan nama Bali Museum dan dikelola oleh Yayasan Bali Museum.
Tanggal 17 Agustus 1945 Bali Museum diambil alih oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bali kemudian tanggal 5 Januari 1965 diserahkan ke Pemerintah Pusat di bawah Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan nama Museum Negeri Propinsi Bali.
Tahun 1969 Museum mendapat bantuan proyek Pelita dengan perluasan areal menjadi 6.000 m2 dan menambah gedung pameran yang disebut Gedung Timur. Sejak Otonomi Daerah Tahun 2000 Museum Negeri Propinsi Bali diserahkan kembali ke Pemerintah Provinsi Bali dengan nama UPTD. Museum Bali. Dan sejak Tahun 2008 UPTD Museum Bali berubah nama menjadi UPT. Museum Bali.
 TATA PEMERAN KOLEKSI.
Koleksi Museum Bali sebagian besar terdiri dari benda ethnografi berupa perlengkapan upacara agama, tari wali, bangunan suci, yang memiliki kesamaan dengan yang masih berfungsi sakral di masyarakat saat ini. koleksi ditata menurut kensep "Trimandala" (Utama Mandala, Mandya Mandala, Nista Mandala). dalam rangka penerapan kensep Trimandala tersebut, benda benda yang tergolong sakral di Masyarakat di tata pada gedung Tabanan dan gedung karang asem. Kain-kain tradisional Bali, dipamerkan di Gedung Buleleng yang dianggap bagian tengah Museum. Yang tidak bersifat sakral atau biasa seperti koleksi senirupa (lukisan, Patung, kerajinan). Koleksi yang berhubungan dengan peninggalan pra-sejarah (sarcopagus/peti mayat dari batu, bekal kubur) ditata di gedung Timur.

·         Gedung Tabanan

Gedung ini mencerminkan arsitektur Bali bagian selatan pada masa kerajaan bangunan ini berfungsi sebagai tempat menyimpan pusaka di pamerkan berupa peralatan seni tari dan tabuh tradisional. Peralatan tari antara lain tari Sang Hyang, tari Barong, tari Rejang, tari Topeng, Wayan Wong sedangkan alat tabuh antara lain suling, rebab, kompli, cengceng, rindik.

Avokatif Tari Barong
Menggambarkan Bhatari Uma dikutuk oleh Bhatara Guru sehingga beliau turun ke dunia berwujud Dewi Durga. Dewi Durga marah dan meciptakan wabah. Hal ini menimbulkan belas kasihan Dewa Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa). Turun ke dunia menyelamatkan manusia. Bhatara Brahma menjelma sebagai Topeng Baang. Bhatara Wisnu sebagai Telek dan Bhatara Siwa sebagai Barong sedangkan Dewi Durga sebagai Rangda. Tokoh Barong, Jauk, Telek dan Patih kelompok penganut kebenaran. Dan Rangda kelompok leak penganut ilmu hitam. Akhirnya pertarungan tidak ada yang menang dan kalah yang bermakna keseimbangan

dunia.

Barong Landung
Barong Landung adalah satu wujud susuhunan yg berwujud manusia tinggi mencapai 3 meter. Barong Landung tidak sama dengan barong ket yg sudah dikomersialisasikan. Barong Landung lebih sakral dan diyakini kekuatannya sebagai pelindung dan pemberi kesejahteraan umat. Barong Landung banyak dijumpai disekitar Bali Selatan, spt Badung, Denpasar, Gianyar, Tabanan.
Cerita dari Barong Landung dimulai saat abad VI dimana Raja Bali saat itu adalah Sri Jaya Kesunu yg memiliki seorang istri dan anak Mayadenawa. Raja Jaya Kesunu memiliki beberapa orang penasehat kerajaan diantaranya adalah Empu Liem sbg penasehat spiritual dan satu lagi orang chinese sebagai penasehat ekonomi. Satu hari, permaisuri wafat yg mengakibatkan Jaya Kesunu sangat sedih hatinya. Beliau murung terus dan kerajaan jadi terbengkalai. Akhirnya Mayadenawa dinobatkan sebagai Raja Bali menggantikan ayahnya Jaya Kesunu. Untuk menghilangkan kesedihan Jaya Kesunu, penasehat kemudian benisiatif menjodohkan salah seorang putri saudagar cina bernama Kang Che We sbg istri kedua Jaya Kesunu. Melihat kecantikan Kang Che We, Jaya Kesunu pun jatuh hati dan menikahinya. Sejak itu Jaya Kesunu kembali terlihat gembira dan ceria. Tapi apa lacur, keinginan Jaya Kesunu utk mendapat anak dari Kang Che We tidak terkabul karena sang putri Kang mandul.
Karena cintanya pada Putri Kang, Jaya Kesunu memerintahkan Empu Liem membuat satu tarian sbg lambang dari dirinya dgn putri Kang. Oleh Mpu Liem, dibuatkanlah 2 patung besar yg bisa ditarikan menyerupai bentuk manusia. Yang satu berwajah laki-laki dengan karakter wajah lokal berwarna hitam sebagai lambang dari Jaya Kesunu. Satu lagi adalah perempuan berwajah putih dgn muka cemberut tapi memancarkan sinar keibuan sbg lambang putri Kang. Keduanya kemudian disebut Barong Landung (landung=tinggi). Sampai sekarang, karakter barong landung adalah sama, yg laki2 hitam dan yg perempuan putih. Ini adalah bukti bahwa pernah terjadi perkawinan antara raja Bali dengan putri China.
"topeng calon arang"Barong adalah karakter dalam mitologi Bali. Ia adalah raja dari roh-roh serta melambangkan kebaikan. Ia merupakan musuh Rangda dalam mitologi Bali. Banas Pati Rajah adalah roh yang mendampingi seorang anak dalam hidupnya. Banas Pati Rajah dipercayai sebagai roh yang menggerakkan Barong. Sebagai roh pelindung, Barong sering ditampilkan sebagai seekor singa. Tarian tradisional di Bali yang menggambarkan pertempuran antara Barong dan Rangda sangatlah terkenal dan sering diperlihatkan sebagai atraksi wisata.










Topeng Calonarang.

Topeng ratusan tahun yang mengandung kekuatan gaib.
·         Gedung Buleleng
         Gedung ini mencerminkan arsitektur Bali bagian utara dengan ciri khas sendi Tugeh memakai hiasan patung singa bersayap (Singa Ambararaja). Memamerkan perkembangan kain tradisional Bali berdasarkan proses pembuatannya dari sederhana sampai rumit. Adapun jenis-jenis kain tersebut :

1.       Kain polos adalah kain yang terdiri dari satu warna misalnya : putih, hitam, merah, biru, hijau dan seterusnya, ditenun dengan alat tenun tradisional (cagcag) dengan teknik tenun sederhana dan bahan benang yang dipakai baik benang lungsi maupun benang pakannya berasal dari satu warna. Kain ini dipergunakan sebagai pakaian sehari-hari.
2.       Kain poleng adalah kain yang terdiri dari dua warna putih dan hitam, masing-masing berbentuk segi empat misalnya hitam-putih, merah-putih dan seterusnya. Tetapi yang dianggap memiliki makna religius adalah hitam-putih yang berarti simbol dari rwabhineda yaitu kebaikan dan keburukan. Fungsinya sebagai saput pada tugu, patung penjaga/bhutakala atau tokoh-tokoh pawayangan seperti Hanoman dan Bima.


3.      Kain endek adalah kain tenun yang dipakai oleh masyarakat biasa pada waktu upacara manusa yadnya (potong gigi, perkawinan) dan dewa yadnya (odalan galungan). Dibuat dengan teknik ikat tunggal dengan hiasan motif flora, fauna, dan campuran pada benang pakannya.
4.      Kain cepuk adalah kain yang dipakai pada waktu upacara manusa yadnya dan dewa yadnya. Kain tersebut dibuat dengan benang Bali, teknik ikat tunggal dan hiasan geometris.

5.      Kain gringsing adalah kain ini berasal dari Desa Tenganan, Bali. Umumnya, masyarakat Tenganan memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang digunakan dalam upacara khusus. Kata gringsing berasal dari gring yang berarti 'sakit' dan sing yang berarti 'tidak', sehingga bila digabungkan menjadi 'tidak sakit'. Maksud yang terkandung di dalam kata tersebut adalah seperti penolak bala. Di Bali, berbagai upacara, seperti upacara potong gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lain, dilakukan dengan bersandar pada kekuatan kain gringsing
6.      Kain songket adalah kain yang dibuat dan menyusupkan benang untuk dijadikan motif tertentu, kain ini biasanya dipakai oleh keluarga raja pada waktu upacara agama (manusa yadnya dan dewa yadnya).


7.      Kain prada umumnya untuk hiasan pada bangunan suci waktu upacara agama dalam bentuk ider-ider, pedapa dan sebagai pakaian adat penganten.



Dan peralatan tenun tradisional Bali yang disebut “Cagcag” istilah nasional adalah alat tenun bukan mesin.



·         Gedung Timur
Didirikan sejak 1969 pada masa proyek pelita.
Gedung Timur lantai 1
Zaman prasejarah dikelompokkan ke dalam empat masa, yaitu :
a.      Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana (kurang lebih 1.000.000 – 200.000 SM) merupakan pada masa ini manusia hidup mengembara dan berpidah-pindah dari satu tempat ke tempat lain yang lebih subur. Peralatan yang dipergunakan terbuat dari batu yang disebut dengan kapak genggam dan kapak perimbas yang ditemukan di Desa Sembiran dan Trunyan.
b.      Masa berburu dan mengumpulkan makanan, tingkat lanjut (kurang lebih 200.000 – 3.000 SM) merupakan pada masa ini populasi manusia purba menyebar ke beberapa tempat seperti di Soppeng (Leang Cadang), Toala, Bone dan Bantaeng (Leang Batu Ejaya). Alat yang mereka gunakan adalah alat serpih dari batu dan tulang.
c.       Masa bercocok tanam (kurang lebih 3.000 – 600 SM) merupakan masa neolithik amat penting dalam sejarah perkembangan masyarakat dan peradaban, karena pada masa ini beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam bertambah cepat. Penghidupan mengumpulkan makanan (food gathering) berubah menjadi menghasilkan makanan (food producing). Sisa-sisa kehidupan dari masa bercocok tanam di Bali antara lain berupa kapak batu persegi dalam berbagai ukuran, belincung dan panarah batang pohon.
d.      Masa perundagian (kurang lebih 600 SM – 800 M) merupakan dalam masa ini manusia bertempat tinggal tetap dalam kelompok-kelompok serta mengatur kehidupannya menurut kebutuhan yang dipusatkan kepada menghasilkan bahan makanan sendiri (pertanian dan peternakan). Dalam masa bertempat tinggal tetap ini, manusia berdaya upaya meningkatkan kegiatan-kegiatannya guna mencapai hasil yang sebesar-besarnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Zaman sejarah merupakan riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan (terutama untuk raja-raja yang memerintah). Kata Sejarah berasal dari kata Syajaratun atau Syajarah dalam bahasa Arab yang artinya pohon atau silsilah. Umumnya sejarah atau ilmu sejarah diartikan sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, mempelajari sejarah berarti mempelajari dan menerjemahkan informasi dari catatan-catatan yang dibuat oleh orang perorang, keluarga, dan komunitas. Pengetahuan akan sejarah melingkupi: pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis.


Memamerkan peninggalan zaman prasejarah dan sejarah yaitu :
1.       Kapak batu
2.       Sarkopagus : peti mayat dari batu yang dipergunakan untuk mengubur jenazah seorang yang memliki status di masyarakat seperti kepala suku antar pemimpin masyarakat pada jaman prasejarah. Sarkopagus ini berukuran paling kecil untuk ditekuk 3 ditemukan di Petang dan di desa Nongan, Karangasem.
3.      Nekara fungsinya untuk gendrang perang.
4.      Prasasti




5.      Arca perunggu untuk media pemujaan.
6.      Mata uang
7.      Keramik asing : pada jaman Bali pertengahan terdapat berbagai keramik asing diantaranya dari Cina, Vietnam dan Kamboja. Contoh dari keramik asing, yaitu guci dan piring.
                   
     Fungsi guci : tempat minuman arak.       Fungsi piring : tempat buah.

Gedung Timur lantai II
Memamerkan perkembangan seni rupa Bali khususnya seni lukis dan seni patung sejak abad ke-16 sampai kini yang meliputi gaya klasik, gaya tradisional dan gaya modern.
Dibuat          : di Klungkung, 1890
Fungsi          : Tabing
Keterangan : cerita dongeng tentang seorang ibu yang sebelumnya membenci anak-anak bahkan dijadikan korban untuk menambah ilmu hitamnya dan setelah mempelajari filsafat agama (Budha) dia berbalik menjadi penyayang anak-anak.

Tahun pembuatan      : Abad ke-19.
Bahan                                  : Kayu dan cat.
Fungsi                                 : Tempat keris.
·         Gedung Karangasem
Gedung ini mencerminkan bale panjang pada masa kerajaan untuk raja menerima perdana menteri/tamu-tamu penting lainnya. Gedung ini memamerkan perlengkapan yang berhubungan dengan upacara Panca Yadnya, yang dilengkapi dengan pendewasaan (jenis kalender untuk mencari hari baik melaksanakan upacara).
Pelaksanaan Panca Yadnya terdiri dari :
1. Dewa Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan para dewa-dewa.
2. Bhuta Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan unsur-unsur alam.
3. Manusa Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kepada manusia.
4. Pitra Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas bagi manusia yang telah meninggal.
5. Rsi Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan para orang suci umat Hindu.
Benda yang dipamerkan yaitu :
1.        Pratima (patung perwujudan dewa dewi), fungsinya untuk media pemujaan.
2.       Pralingga (bintang mitologi kendaraan dewa)
3.      Prarai (gambar simbol wajah orang yang meninggal)
4.      Maket ngaben
5.      Maket upacara potong gigi
6.      Kisa (keranjang untuk membawa ayam aduan dan taji)
7.      Tikar dan Pelelidon (sejenis kalender).

LAPISAN LITOSFER


A.       Struktur Lapisan Litosfer
Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan padat. Litosfer tersusun atas 2 lapisan yaitu kerak dan selubung yang tebalnya sekitar 50-100km. litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.

B.       Batuan Pembentuk Kulit Bumi
Batuan / Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan menurut komposisi mineral. Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan : Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain.
Litosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling atas yang tersusun oleh batuan dan mineral. Induk segala batuan ialah magma. Magma adalah batuan cair dan pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Dalam litosfer, terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya yang penting yaitu kuarsa, feldspar, piroksen, mika putih, biotit atau mika cokelat, amphibol, khlorit, kalsit, dolomit, olivin, bijih besi hematit, magnetit dan limonit.
Batuan pembentuk kulit bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf dan kembali lagi menjadi magma. Magma yang mengalami proses pendinginan akan menjadi batuan beku. Tempat pembekuan magma dipermukaan bumi, didalam lapisan litosfer. Batuan beku tidak selamanya tetap dalam keadaan utuh. Melalui pengaruh atmosfer dan proses hidrosfer, batuan beku akan mengalami pelapukan, tererosi, terhanyut dan terendapkan disuatu tempat. Endapan hasil pengikisan dan erosi batuan beku akan menjadi batuan sedimen. Keberadaan batuan beku dan batuan sedimen tidak selalu diam. Melalui proses desakan, lipatan atau patahan terkadang batuan beku dan batuan sedimen terpindahkan kelapisan yang paling bawah maupun muncul dipermukaan (tersingkap). Jika kedua batuan tersebut mendapatkan tekanan dan suhu yang tinggi dari magma, akan berubah wujud menjadi batuan metamorf (batuan malihan).  Suatu waktu batuan malihan, batuan beku dan batuan sedimen akan tergusur dan bercampur lagi dengan magma yang masih cair sehingga melebur menjadi calon batuan beku lagi.

SIKLUS BATUAN

Petrologi adalah ilmu yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi batuan, klasifikasi batuan, dan sejarah geologinya. Batuan merupakan bahan pembentuk kerak bumi, sehingga mengenal macam-macam dan sifat batuan adalah sangat penting. Batuan didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur.
1. kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batuan ini.
2. tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu;
3. struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4. proses pembentukan

Batu-batuan secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan dengan itu dipecahkan kepada tiga kumpulan yang besar yaitu:
1.        Batuan igneus atau Batuan beku 
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") yaitu batuan yang terbentuk sebagai hasil dari kumpulan mineral-mineral silikat hasil penghabluran magma yang mendingin (Walter T Huang, 1962). Batuan beku merupakan jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras. Pembekuan magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika sudah berada diatas permukaan bumi. Dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
 Seperti telah diketahui bahwa pembekuan magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika sudah berada diatas permukaan bumi. Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada saat lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika membeku ditengah perjalanan disebut batuan korok atau porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di permukaan bumi, disebut batuan beku luar atau efusif.
Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga cirri utama, yaitu :
a.       Tidak mengandung fosil
b.      Teksturnya padat, mampat, serta strukturnya homogen dengan bidang permukaan kesemua arah sama
c.        Susunan sesuai dengan pembentukannya
Pada batuan yang terbekukan secara plutonik, proses pendinginannya lambat sehingga dapat membentuk mineral butir kasar dan holokristalin (seluruhnya berbentuk kristalin). Adapun pembekuan dipermukaan bumi, proses pendinginan relatif sangat cepat sehingga kristal yang dihasilkan berukuran kecil (halus), bahkan tanpa kristal sama sekali.
Tekstur batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
1.        Faneritik
Yaitu kondisi batuan dalam bentuk kristalin. Lebih dari separuh kristal berukuran besar dan dapat dilihat dengan mata biasa (tanpa kaca pemebesar).
2.       Forfiritik
Yaitu kondisi tekstur batuan yang mengandung fenikris (ktistal besar) yang terikat dalam massa dasar yang halus.
3.       Afanitik
Yaitu meninggalkan batuan dalam susunan kristal butir halus atau seluruhnya berupa benda gelas. Jarang mineral tunggal yang dapat diidentifikasi dengan mata biasa, bahkan dengan kaca pembesar sekalipun.
Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.        Batuan beku plutonik
2.       Batuan beku vulkanik

Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
a.       Batu Andesit
b.      Batu Gabbro
c.       Batu Basalt
d.      Batu Dacide
Batuan beku banyak dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan pengeras jalan. Batuan beku ditambang dengan cara dipecahkan bahkan dihancurkan.

2.       Batuan Endapan atau Batuan Sedimen
      Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis). Batuan Sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi tiga jenis :
a.       Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik
Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Mineral-mineral yang sering ditemukan dalam batuan sediment klastik antara lain adalah kuarsa, mineral lempung, mika halus, feldspar dan chert dan mineral-mineral berat seperti hematite, zircon, turmalin, epidot, garnet dan hornblende.
     Klasifikasi sediment klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai berikut :
·         Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm
·         Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-2mm, mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.
·         Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06mm, mulai dari lempung higga debu kasar.
Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih dan kaolin.
b.      Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi
Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (saltMineral non klastik umumnya terbentuk oleh proses pengendapan dan larutan, reaksi kimia, atau proses biologic. Batuan sedimen ini biasanya mengandung mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder, gypsum dan chert.
      Sedimen non klstik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non-klastik yang utama adalah batu gamping atau dolomit. Batuan non-klstik sebagai hasil evaporit (menguap), antara lain batu garam, denhidrit, dan gypsum, sedang dari unsur organik adalah batu bara. Contoh batuan sedimen kimiawi (non-klastik) antara lain travertin, stalagmit dan stalakti.
·         Sedimen organik
Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batu gamping terumbu, batu gamping (limestone), napal batu kapur yang bercampur dengan lempung, dolomite, fosfat, guano dan batu bara.
  
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Batuan sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :
o    Batuan endapan biasanya berlapis-lapis
o    Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang binatang koral dan serat-serat kayu.
o    Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusunnya.
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut Penamaan tersebut adalah :
* Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut
* Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
* Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
* Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm

* Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm



3.       Batuan metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock)
         yaitu batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika tekanan, temperatur, atau tekanan dan temperatur (HGF Winkler, 1967 dan 1979). Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
         Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
          Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.

     Dibawah ini merupakan contoh batuan metamorf :



Kerak Bumi (termasuk litosfer) dan mantelnya terbuat dari batu. Dalam bangunan batuan biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 10 meter, batuan juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batuan alam.